Profil Rumah Sakit

Sejarah Perkembangan

Rumah Sakit TK. III Dr. Reksodiwiryo Padang

 

Keterangan Gambar : Kolonel Ckm Purnawirawan Dr. Reksodiwiryo Wiyotoarjo

Rumah Sakit dr. Reksodiwiryo Padang didirikan pada tahun 1878 oleh Pemerintah Belanda yang digunakan untuk kepentingan penjajahan Hindia Belanda. Kegiatan utama rumah sakit adalah merawat Serdadu yang terluka dan cidera dalam pertempuran, juga untuk memberi pelayanan kesehatan pada warga Belanda.

Pada tahun 1942 dikuasai oleh Jepang, lalu tahun 1945 diambil alih oleh sekutu, namun prakteknya rumah sakit sampai tahun 1948 masih tetap dikuasai oleh Belanda. Kemudian pada tahun 1949 penyerahan kekuasaan oleh Belanda ke Indonesia, maka Mayor dr. Reksodiwiryo mengambil alih rumah sakit, tetapi hanya satu bangsal yang diserahkan, kemudian pada tahun 1950 berubah seluruhnya dikuasai oleh Tentara Nasional Indonesia, dan seterusnya.

Sejak proklamasi 1945 di beberapa daerah telah terbentuk barisan-barisan pemuda bersenjata termasuk di daerah Sumatera Tengah begitu juga unsur-unsur kesehatan dari barisan bersenjata telah ada namun belum berbentuk organisasi yang sempurna. Perkembangan barisan bersenjata makin sempurna menunjukkan jiwa persatuan dan kesatuan mulai nampak dengan bergabungnya beberapa Organisasi pemuda yaitu Balai Penerangan Pemuda Indonesia (BPPI) dan Pemuda Republik Indonesia (PRI) menjelma menjadi BKR (Badan Keamanan Rakyat) dan terbentuklah Badan Kesehatan Rakyat (BKR) yang anggotanya diambil dari Kesehatan Militer Belanda dan barisan Palang Merah Indonesia serta Sukarelawati Indonesia.

Seiring dengan perkembangan barisan bersenjata, berdiri pula rumah sakit darurat yang tempatnya berpindah-pindah mengikuti barisan bersenjata ataupun menyesuaikan dengan situasi keamanan pada saat itu.

Mengingat dalam perjuangan tersebut dari pihak barisan bersenjata selalu banyak korban maka Rumah Sakit Darurat sangat diperlukan di daerah Padang telah didirikan Rumah Sakit Darurat oleh dr. Reksodiwiryo dengan pangkat kapten yang bertempat di ladang padi. Organisasi barisan bersenjata terus berkembang dan berlawanan terhadap Belanda semakin hebat dari hari ke hari Belanda semakin menekan barisan bersenjata kita khususnya di sektor Padang sehingga memaksa pasukan bersenjata kita mundur dan sampai ke daerah Sicincin, Padang Panjang dan Sawah Lunto menggunakan Rumah Sakit Batu Bara Ombilin di bawah pimpinan dr. Reksodiwiryo. Mengingat pengalaman tenaga-tenaga kesehatan sangat kurang pengetahuannya maka Mayor dr. Reksodiwiryo mendidik tenaga-tenaga kesehatan atau mendirikan Sekolah Juru Rawat Kesehatan yang pertama kalinya pada bulan Oktober 1947.

Setelah mengalami proses perjuangan yang panjang, bangsa Indonesia khususnya Sumatera Tengah (Sumbar dan Riau) dapat mengatasi dan menangkal Agresi Belanda ke-I ke-II. Pada kesempatan itu kepala Kesehatan Brigade mulai menyempurnakan personil kesehatan.

Setelah ikut perjuangan menghadapi Agresi Militer Belanda ke-I ke-II dr. Reksodiwiryo dinilai mempunyai kemampuan menonjol untuk memajukan dan meningkatkan perjuangan khususnya di dalam perjuangan kesehatan. Sejak penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Pemerintah Republik Indonesia. Komandan Brigade Banteng, pada tanggal 20 Desember 1949 memerintahkan kepada Letkol dr. Reksodiwiryo untuk menerima penyerahan dari Belanda satu Unit Militer Hospital (Rumah Sakit Tentara) di Padang. Karena jasa perjuangan dr. Reksodiwiryo di Sumatera tengah sangat banyak dan berhasil, terutama di bidang kesehatan, maka Rumah Sakit Tentara Padang diberi nama Rumah Sakit Tentara Dokter Reksodiwiryo.

1 Juni 1950 :    Tempat Perawat Tentara (TPT) Resimen IV, Komando dan Tentarium I/ Sumatera Utara (KOTT-I/SU)

21 Juli 1951 :   TPT Resimen IV, Komando Tentara dan Tentarium I/ Bukit Barisan (KOTT I/BB)

Tahun 1956 :   Rumah Sakit Tentara Komando Daerah Militer Sumatera Tengah (RDMST)

Tahun 1958 :   Rumah Sakit Tentara Komando Operasi Pemulihan 17 (KOPAG)

Tahun 1959 :   Rumah Sakit Tentara Kesdam III/ 17 Agustus

Tahun 1960 :   Rumah Sakit Kesehatan Daerah Militer III/ 17 Agustus Rumah Sakit Kesdam III/ 17 Agustus

Tahun 1971 :   Rumah Sakit Kesdam III/ 17 Agustus dijadikan rumah sakit Integrasi ABRI

Tahun 1976 :   Untuk mengenang almarhum dr. Reksodiwiryo dan kawan-kawan maka diberi nama “Rumah Sakit Dokter Reksodiwiryo”.

Tahun 1984 :   Reorganisasi TNI-AD dan Likuidasi Kodam, maka dinamakan Rumah Sakit Sub Kesdam I/ Bukit Barisan Dokter Reksodiwiryo.

Tahun 1985 :   Penyempurnaan likuidasi maka Rumah Sakit dr. Reksodiwiryo berada di bawah Denkesyah 01.04.04 Padang dan namanya menjadi “ Rumah Sakit Tingkat                             III dr. Reksodiwiryo Padang.

 

Rumah Sakit Tentara dr. Reksodiwiryo (RST Reksodiwiryo) adalah sebuah rumah sakit pemerintah yang dikelola oleh TNI-AD terletak pada kawasan Ganting, kota Padang, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah sakit ini berdiri pada kawasan cagar budaya yang sebelumnya merupakan bangunan peninggalan zaman Belanda. Pada rumah sakit ini Walikota Padang Bagindo Azizchan diotopsi untuk memastikan penyebab terbunuhnya beliau. Rumah Sakit dr. Reksodiwiryo merupakan rumah sakit yang telah mendapat akreditasi dari Kementrian Kesehatan dengan kategori 5 Pelayanan. Rumah Sakit dr. Reksodiwiryo juga bertindak sebagai Rumah Sakit Trauma Centre bagi peserta Jamsostek. Rumah Sakit dr. Reksodiwiryo juga mengadakan kerjasama dengan Jasa Raharja untuk menangani korban kecelakaan lalu lintas.

Selanjutnya nama-nama pejabat Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo sebagai berikut :

  1. Letkol CDM Dr. Hanopidjati
  2. Letkol CDM Dr. Moch Abdulah
  3. Letkol CDM Dr. Abd. Ronodirjo
  4. Letkol CDM Dr. Soepandji
  5. Letkol CDM Dr. Soelarto
  6. Letkol CDM Dr. Soewarno
  7. Letkol CDM Dr. Soegeng
  8. Letkol CDM Dr. A. Soerajo
  9. Letkol CDM Dr. Oei Hok Kiem
  10. Kapten CDM Dr. Tjoe The Kiong
  11. Mayor CDM Dr. Drajat. RA
  12. Letkol CDM Dr. Suhadi
  13. Mayor CDM Dr. Murtjuanto. D
  14. Letkol CDM Dr. Hayyi Hasan
  15. Letkol CKM Dr. Zaenal Arifin Husin
  16. Letkol CKM Dr. Suhadi. AW
  17. Letkol CKM Dr. H. Bambang Sugeng, Sp.B
  18. Letkol CKM Dr. Masnidjar
  19. Letkol CKM (K) Dr. Hj. Rita Sriyanti, MARS
  20. Mayor CKM Dr. Bestari Hutagalung, Sp.B
  21. Letkol CKM Dr. Mestika Dhamir, Sp.M
  22. Letkol CKM Dr. Farhaan Abdullah, Sp.THT
  23. Letkol CKM Dr. Tri Kurniyanto, Sp.B
  24. Letkol CKM Drg. Rein Nababan
  25. Letkol Ckm Dr Antonius Swandaru, M.M.R.S

PROFIL RUMAH SAKIT

  1. Nama Rumah Sakit               : Rumah Sakit Tk.III dr.Reksodiwiryo Padang
  2. Kelas Rumah sakit                : Type C
  3. Status Kepemilikan              : TNI AD Dephan
  4. Alamat                                    : Jl. Dr. Wahidin No.1 Padang
  5. Kecamatan                            : Padang Timur
  6. Kab / Kodya                           : Padang
  7. Propinsi                                  : Sumatera Barat
  8. Jumlah tempat tidur               : 214 TT : ( VIP : 25 TT, Kls I : 37 TT, Kls II : 36 TT,  Kls III/Zaal : 103 TT, Paviliun : 8 TT dan ICCU : 6 TT )
  9. No. Telp.                                  : 0751 – 31003 Fax. 0751 – 31003
  10. Luas RS Tk III                         : 4 Ha

 


Kanan