- Kenali Gejala Demam Thypoid pada Anak Dari Sekarang
- Mari Kenali Apa Itu Penyakit Hipertensi
- Penyakit Stroke
- Penyakit Diabetes
- Penyakit Jantung
- TALKSHOW tentang pengelolaan limbah B3
- PAKET UNGGULAN UNIT MEDICAL CHECK UP (MCU)
- Acara Lepas Sambut Kepala Rumah Sakit TK.III dr.Reksodiwiryo dari Letkol Ckm dr.Faisal Rosady,Sp.An
- SELAMAT HARI JADI 353 TH KOTA PADANG
- PENCANANGAN VAKSINASI BOOSTER KE-2
Mari Kenali Apa Itu Penyakit Hipertensi
Berita Terkait
- Penyakit Stroke0
- Penyakit Diabetes0
- Penyakit Jantung0
- TALKSHOW tentang pengelolaan limbah B30
- PAKET UNGGULAN UNIT MEDICAL CHECK UP (MCU)0
- Acara Lepas Sambut Kepala Rumah Sakit TK.III dr.Reksodiwiryo dari Letkol Ckm dr.Faisal Rosady,Sp.An 0
- SELAMAT HARI JADI 353 TH KOTA PADANG0
- PENCANANGAN VAKSINASI BOOSTER KE-20
- WORLD KIDNEY DAY0
- JADWAL PELAKSANAAN VAKSINASI0
Berita Populer
- Pendaftaran Online via Android dan via Sms
- Jenis Kompres dan Aturan Pakainya
- Pendaftaran Berobat Menggunakan Aplikasi Mobile JKN
- Berbagai Cara Alami Mengobati Sesak Nafas Tanpa Obat
- Penyebab Sakit Perut Sebelah Kiri
- Kenali 25 Hal yang Membuat Anda Muntah
- RENOVASI GEDUNG RUMAH SAKIT DEMI KENYAMANAN PASIEN
- SERAH TERIMA JABATAN KEPALA RUMAH SAKIT TK.III DR. REKSODIWIRYO PADANG
- Mual Saat Hamil Pertanda Kehamilan Sehat
- RS DR. REKSODIWIRYO TK.III PADANG MEMANTAPKAN DIRI UNTUK SURVEI AKREDITASI SNARS ED1

Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian.
Istilah tekanan darah sendiri bisa digambarkan sebagai kekuatan dari sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan pembuluh darah utama. Besarnya tekanan yang terjadi bergantung pada resistensi dari pembuluh darah dan seberapa intens jantung untuk bekerja.
Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi apabila semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan akibat sempitnya pembuluh darah pada arteri. Hipertensi dapat diketahui dengan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah. Hal ini direkomendasikan untuk dilakukan setiap tahun oleh semua orang dewasa.
Pembacaan tekanan darah dilakukan dalam satuan milimeter air raksa (mmHg). Hasil pemeriksaan akan terbagi menjadi dua nomor, yaitu:
- Angka pertama atau sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak.
- Angka kedua atau diastolik mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detaknya.
Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika angka tekanan darah sistolik dari pengukuran selama dua kali berturut-turut memperlihatkan hasil yang lebih besar dari 140 mmHg, dan/atau angka tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang lebih besar dari 90 mmHg.
Penyebab Hipertensi
Hipertensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Berikut penjelasan tentang penyebab hipertensi ini:
1. Hipertensi Primer
Sering kali, penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang dewasa tidak dapat diidentifikasi. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun yang akhirnya semakin parah jika tidak dilakukan penanganan.
2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena alami kondisi kesehatan yang mendasarinya. Hipertensi jenis ini cenderung terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:
- Obstruktif sleep apnea (OSA).
- Masalah ginjal.
- Tumor kelenjar adrenal.
- Masalah tiroid.
- Cacat bawaan di pembuluh darah.
- Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas.
- Obat-obatan terlarang.
Faktor Risiko Hipertensi
Memang faktor risiko untuk alami hipertensi berbanding lurus dengan usia. Seseorang yang memiliki usia lebih tua memiliki kemungkinan lebih besar untuk alami hipertensi. Beberapa faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan terjadinya hipertensi adalah:
- Memiliki usia di atas 65 tahun.
- Sering mengonsumsi makanan tinggi garam berlebihan.
- Alami kelebihan berat badan atau obesitas.
- Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.
- Kurang mengonsumsi buah dan sayuran.
- Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga.
- Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung kafein.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Banyak mengonsumsi minuman beralkohol.
- Stres. Tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara.
- Alami kondisi kronis tertentu, seperti penyakit ginjal, diabetes, atau sleep apnea.
Gejala Hipertensi
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:
- Sakit kepala;
- Mimisan;
- Masalah penglihatan;
- Nyeri dada;
- Telinga berdengung;
- Sesak napas; dan
- Aritmia.
Untuk hipertensi yang berat gejalanya bisa berupa:
- Kelelahan;
- Mual dan/atau muntah;
- Kebingungan;
- Merasa cemas;
- Nyeri pada dada;
- Tremor otot; dan
- Adanya darah dalam urine.
Diagnosis Hipertensi
Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, dokter atau tenaga ahli biasanya akan memakaikan manset lengan tiup di sekitar lengan dan mengukur tekanan darah dengan menggunakan alat pengukur tekanan.
Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum:
- Tekanan darah normal adalah tekanan darah di bawah 120/80 mmHg.
- Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120–139 mmHg, atau tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80–89 mmHg. Prahipertensi cenderung dapat memburuk dari waktu ke waktu.
- Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140–159 mmHg, atau tekanan diastolik berkisar 90–99 mm Hg.
- Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mmHg atau lebih tinggi.
- Krisis hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah lebih tinggi dari 180/120 mmHg. Kondisi ini termasuk situasi darurat yang memerlukan perawatan medis segera. Jika kamu mendapatkan hasil ini saat mengukur tekanan darah di rumah, tunggu lima menit dan tes ulang. Jika alami gejala hipertensi, ada baiknya segera mendapatkan pemeriksaan di rumah sakit.
Pengobatan Hipertensi
Sebagian pengidap hipertensi harus mengonsumsi obat seumur hidup guna mengatur tekanan darah. Namun, jika tekanan darah sudah terkendali melalui perubahan gaya hidup, penurunan dosis obat atau konsumsinya dapat dihentikan. Perhatikan selalu dosis obat yang diberikan dan efek samping yang mungkin terjadi.
Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para pengidap hipertensi, antara lain:
- Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine. Pasalnya, hipertensi membuat pengidapnya rentan terhadap kadar garam tinggi dalam tubuh.
- Obat untuk melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bisa menurun. Perlu diketahui bahwa hipertensi membuat pengidapnya rentan mengalami sumbatan pada pembuluh darah.
- Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah.
- Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding pembuluh darah lebih rileks.
- Obat penghambat renin untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi menaikkan tekanan darah. Jika renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan naik tidak terkendali.
Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan melalui terapi relaksasi, misalnya terapi meditasi atau olahraga olah tubuh seperti yoga. Namun, pengobatan hipertensi tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan perubahan gaya hidup. Contohnya seperti menjalani pola makan dan hidup sehat, serta olahraga teratur.
Pencegahan Hipertensi
Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi, yaitu:
- Mengonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayuran.
- Batasi asupan garam (menjadi kurang dari 5g setiap hari).
- Kurangi konsumsi kafein yang berlebihan.
- Berhenti merokok.
- Berolahraga secara teratur.
- Menjaga berat badan.
- Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
- Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh.
- Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam diet.
Sumber Link : https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi